Bayangkan Anda telah berbuat salah kepada salah seorang teman Anda. Sampai-sampai teman Anda ini sakit hati. Tahu-tahu, Anda datang ke rumahnya. Tanpa ba-bi-bu Anda langsung minta tolong, “Mas, pinjami saya uang ya? Saya sedang ada masalah nih.” Kira-kira, apa mungkin dia meminjami Anda uang? Sepertinya, tidak mungkin.
Mestinya, inilah yang kita lakukan:
- Pertama, introspeksi dulu
- Kedua, meminta maaf
- Ketiga, mengucapkan terima kasih atas kebaikan-kebaikannya selama ini
- Keempat, memujinya
- Kelima, mendekatkan diri
- Keenam, barulah minta tolong
- Ketujuh, kembali mengucapkan terima kasih, apapun tanggapannya
- Pertama, introspeksi dulu
- Kedua, meminta maaf
- Ketiga, mengucapkan terima kasih atas kebaikan-kebaikannya selama ini
- Keempat, memujinya
- Kelima, mendekatkan diri
- Keenam, barulah minta tolong
- Ketujuh, kembali mengucapkan terima kasih, apapun tanggapannya
Terhadap manusia saja kita mesti begitu, lha apalagi terhadap Allah. Iya tho? Sayangnya, dalam keseharian kita sering buru-buru meminta kepada Allah, tanpa ‘ngaca’ terlebih dahulu. Eh, tahu-tahu saja kita langsung datang dan minta-minta kepada Allah. Gak pakai istighfar. Gak pakai sholat taubat. Padahal kesalahan dan dosa kita di sana-sini. Mungkin inilah yang membuat doa kita tidak terjawab. Impian kita tidak terwujud. Rezeki kita tidak bertambah.
Pantaslah para sahabat menganggap istighfar dan sholat taubat ini sebagai wasilah untuk menjemput rezeki. Nah, gimana dengan kita?
(sumber: ipphosantosa.com)